Orang Tua di Blitar Tolak Anaknya Diimunisasi MR

Orang Tua di Blitar Tolak Anaknya Diimunisasi MR Ilustrasi. foto: RRI

BLITAR, BANGSAONLINE.com - Imunisasi Campak dan Rubela (MR) yang tengah gencar dilakukan oleh pemerintah, sepertinya tidak diterima oleh seluruh masyarakat. Di Kabupaten , penolakan terhadap MR tersebut kini mulai muncul.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat, setidaknya ada ratusan warga Kabupaten yang menolak anak atau balitanya untuk di.

Baca Juga: Jaring Atlet untuk Porprov, Pordasi Kediri Gelar Kejurprov Berkuda di Lapangan Desa Wates

Krisna Yekti kepala bidang pencegahan pemberantasan penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten membenarkan hal itu. Menurutnya, setelah dilakukan pantauan ke lapangan memang ada masyarakat yang menolak MR.

Meski tidak merinci jumlahnya, namun ia menyatakan bahwa masyarakat yang menolak tersebar di seluruh kecamatan, salah satunya di kecamatan Wlingi yang saat ini ada 15 warga yang menolak mendapatkan MR.

"Memang ada yang menolak, bahkan hampir di setiap kecamatan ada. Tidak menutup kemungkinan jumlahnya ratusan, jika dilihat dari total kecamatan. Namun jumlah itu sangat sedikit jika dibandingkan dengan sasaran kita. Dan di setiap program kan pasti ada yang pro ada yang kontra," jelas Krisna Yekti saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (24/8).

Baca Juga: Aktivis Antikorupsi Blitar Geruduk 2 Kejari, Desak Usut Aktor Kunci Kasus Rasuah

BERITA TERKAIT:

  • -mr" style="background-color: initial;">Dinkes Bantah Balita yang Meninggal Dampak dari Imunisasi MR
  • -mr-aman-dan-sesuai-prosedur" style="background-color: initial;">Pasca Meninggalnya Balita di Kademangan, Dinkes : Imunisasi MR Aman dan Sesuai Prosedur

Kata Krisna, penolakan terhadap program yang dicanangkan sejak sebulan lalu itu beragam. Mulai dari bahan yang digunakan dikabarkan menggunakan bahan haram, justru membuat daya tahan tubuh kian rentan terkena penyakit, serta berbagai berita tidak benar lainnya.

"Selain itu kebanyakan masyarakat juga menganggap jika MR yang diberikan secara cuma-cuma tidak terjamin keamanannya dan memilih melakukan ke dokter anak. Padahal vaksin untuk MR hanya dimiliki instansi negeri atau yang di bawah pemerintah saja," jelasnya.

Baca Juga: Korban Kecelakaan di Blitar Diketahui Bawa Ganja, Polisi Dalami Keterlibatan Jaringan Narkoba

Untuk warga yang menolak ini, Dinkes meminta untuk membuat surat pernyataan, yang menyatakan tidak akan menyalahkan pemerintah jika suatu saat ada wabah.

Saat ini program MR di Kabupaten untuk balita sudah mencapai 30 persen. Dinkes Kabupaten mentarget akhir bulan Agustus sudah bisa mencapai 40 persen. Dan langsung dilanjutkan untuk siswa sekolah pada bulan September. Sementara jumlah sasaran MR di Kabupaten sebanyak 264 ribu yang tersebar di 22 kecamatan. (blt1/tri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Ikuti Google Maps, Mobil Pikap di Blitar Dilewatkan Jembatan Bambu, Nyaris Terporosok':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO